Inajournal.com – Kaum LGBT di Afghanistan mengaku kalau mereka sedang diburu Taliban hingga bersembunyi dalam ketakutan dan kelaparan karena telah kehabisan bahan makanan. Kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di negara Afghanistan memiliki kabar berita yang menjadi perhatian setelah aktivis di Luar Afghanistan telah dihubungi dengan ratusan orang LGBT yang meminta untuk segera dievakuasi supaya bisa kabur dari Taliban. Dua aktivis mengaku kepada awak media CNN.
Bahwa mereka punya dua daftar nama yang berisikan ratusan nama para anggota LGBT yang ,meminta bantuan dengan salah satunya Rabia Balkhi. “Situasinya semakin buruk setiap hari. Ketakutan ditangkap menjadi bagian hidup saya sekarang dan saya sangat stres sampai tak bisa tidur,” ujar Balkhi kepada CNN dari lokasi yang dirahasiakan seperti yang dilansir dari sumber berita cnnindonesia.com.
Dari lokasi persembunyiannya itu, Balkhi menerima banyak sekali kabar soal rekannya dari komunitas LGBTQ. Salah satu dari mereka mengaku diperkosa setelah mereka ditemukan oleh Taliban. Selama berminggu-minggu mereka menyembunyikan diri di ruangan yang sempit dan bahkan mereka rela untuk bersembunyi di bawah tanah selama berminggu-minggu. Mereka hanya dapat menatap tembok dan tidak ada hentinya melihat ponselnya dalam menantikan waktu yang tepat untuk dirinya kabur.
Taliban Berkuasa, LGBT di Afghanistan Ketar-Ketir Hingga Kelaparan
Taliban yang berkuasa saat ini di negara Afghanistan, beberapa orang sudah banyak di evakuasi termasuk kaum LGBT tetapi masih ada beberapa yang terlantar disana. Beberapa orang lainnya yang disembunyikan oleh temannya, mereka masih beruntung karena teman-temannya orui membawakan makanan. Namun, ada sejumlah anggota LGBT lainnya mengaku kalau mereka sedang terisolasi dan hampir kehabisan pasokan makanan. Mereka semua merasa kan sudah ditelantarkan oleh Komunitas Internasional karena tidak ada lagi penerbangan evakuasi setelah Amerika Serikat Hengkang dari Afghanistan pada 30 Agustus lalu.
Para anggota komunitas LGBT juga mengatakan kalau mereka sangat butuh bantuan untuk kabur sebelum Taliban datang menghampiri mereka. Mereka sangat ketakutan akan hukuman yang diterapkan seperti Rajam untuk Homoseksual, hal ini disampaikan oleh pejabat dari Taliban yang mengumumkan adanya keputusan dua hukuman seperti itu. Dalam laporan di tahun 2020 lalu, kementerian luar negeri AS yang menyatakan kalau LGBT di Afghanistan mengalami diskriminasi, kekerasan dan pemerkosaan dengan pihak berwenang.
Pemerintahan bahkan bisa anggap hubungan seksual antara dua orang dengan jenis kelamin sama Ilegal. Orang yang diketahui berhubungan seksual sesama jenis bakal diadili dengan hukuman penjara hingga dua tahun. Di Afghanistan anggap bahwa kaum LGBT tabu dan tidak senonoh, kini kaum LGBT sendiri sedang cari cari cara supaya bisa keluar dari negara yang satu itu. Mereka tentu saja merasa terancam dan ketakutan bakal hadapi kekerasan di bawah kepemimpinan kelompok militan itu. “Negara mana pun (saya akan pergi), tapi tidak di sini. Tinggal di sini tidak berarti apa-apa bagi kami,” ujarnya.
Banyak laki-laki yang berusia 21 tahun itu bisa bersembunyi didalam ruangan kecil, ketika mereka melarikan diri ke Bandara pun pastinya kemungkinan kecil membiarkan mereka masuk bandara. Kanda sebelumnya telah berjanji untuk evakuasi warga Taliban kembali 20.00 warga Afghanistan dan secara eksplisit memasukan orang LGBT di dalam komitmennya. Kanada sendiri memang beda sendiri jika dibandingkan dengan negara yang lain. Dilaporkan dari media Irlandia kalau orang LGBT di Afghanistan berjumlah 150 orang. Kementerian luar negeri Irlandia tidak anggap semua permintaan komentar dari wartawan.
Sedangkan negara demokrasi Barat lainnya tidak ada kejelasan apapun siak jaminan yang diberitahukan Kanada. Hanya ada pernyataan Inggris akan menyambut hingga 5000 Afghanistan dibawah ini untuk Program pemukiman kembali pada tahun pertama. Beda halnya dengan Turki yang malah tidak mau menampung orang dari Afghanistan tetapi malah memperkuat tembok perbatasan dengan Iran demi tidak adanya imigran dari Afganistan. Anggota Taliban yang menemukan kaum LGBT di sana akan melaporkan ke orang pejabat di atasnya dan mereka bakal menerapkan dua hukuman. Tetapi lebih teganya lagi mereka di perkosa hingga kini kabarnya mereka ketar-ketir takut mati kelaparan.