Teror video call sex terhadap belasan mahasiswi di UIN Makassar Alauddin membuat para korbannya merasakannya trauma berat akibat tindakan oknum tersebut sehingga tidak menginginkan untuk menggunakan telepon selulernya kembali. Di masa pandemi seperti ini belajar mengajar mengharuskan melalui virtual dan secara daring. Tetapi akhir-akhir Ini mahasiswi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar telah melaporkan kejadian atas teror video call pria cabul dengan identitas yang tidak jelas dan menargetkan korbannya dari mahasiswa UIN Makassar aja.
Dari pihak kampus Atas kejadian ini pun tidak tinggal diam dan membentuk sebuah tim untuk mencari tahu dan menindak tegas para pelaku yang berasal dari civitas akademik. Kejadiannya selalu setiap malam melalui jejaring media sosial aplikasi WhatsApp. pria cabul yang melakukan tanpa tanggungjawab dan identitas yang tidak diketahui karena saat penelponan pelakunya hanya memperlihatkan sebatas pusar ke bawah sampai lutut ke atas sehingga kelaminnya yang diperlihatkan.
Teror ini terjadi sejak bulan Juli 2020 dan baru adanya ungkapan setelah belasan mahasiswi yang mengaku menjadi korban dan merasakan resah. Korban yang melaporkan ke polda mengakui rasa traumanya sehingga tidak ingin menggunakan telepon selulernya lagi. Padahal selulernya saat ini sangat penting untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Dan Wakil Rektor bidang kemahasiswaan yaitu profesor Dr Darussalam yang menggelar jumpa pers di kampus 2 UIN Alauddin Makassar Samata Kabupaten Gowa mengatakan bahwa
“pelaku Ini meneror mahasiswi dengan video call dan wajah pelaku tidak terlihat kecuali hanya sebatas pusar ke bawah dan lutut ke atas”. Pengakuan korban yang trauma karena mengganggu aktivitas kuliah darinya “terus terang teh trauma pegang HP karena takut pelaku kembali meneror padahal hp sangat penting untuk kuliah online” dari salah satu korban yang sangat trauma dan enggan dipublikasikan menurut sumber Kompas.
Tindakan Tegas Kampus UIN Alauddin Makassar Untuk Teror Video Call Sex
13 mahasiswi yang mengaku menjadi korban Dari teror video call cabul bahwa keresahan terjadi dan tidak menjadikan yang efektif untuk belajar secara online. Pria yang tidak dikenal sebagai oknum pelaku ternyata tidak dibiarkan begitu saja karena tindak tegas dari kampus UIN Alauddin Makassar pun memberikan sanksi berupa pemecatan
“kami telah membentuk tim investigasi atas kasus ini dan apabila kelak pelakunya adalah oknum civitas akademika UIN Alauddin Makassar kami akan memberikan sanksi tegas yakni pemecatan” kata Darussalam. Harapan Mereka menginginkan untuk penangkapan dan terungkapnya pelaku peneroran video call. Janji sebuah kampus untuk memberikan sanksi tegas jika pelaku tertangkap dan salah satu dari anggota UIN sendiri.
Penindakan tegas dan penyelidikan terus berlangsung sampai kasus ini terungkap akan pelakunya. Teror video call sex yang terjadi sangat meresahkan saat pembelajaran secara daring. Untuk itu, para korban terus disembunyikan identitasnya, karena enggan untuk diketahui banyak orang kalau dirinya diperlakukan tidak sepantasnya secara online. Siapa sih yang tidak trauma ketika diperlakukan oleh orang tidak dikenal? Tentu sangat memalukan dan meresahkan tindak pelaku saat ini. Laporannya terus berjalan di mapolda sulawesi selatan serta anggota penyidikan dari kampusnya sendiri.