31.6 C
Tangerang
Saturday, April 20, 2024
HomeLifestyleCiri-ciri Kekerasan Finansial Dalam Rumah Tangga Yang Harus Kamu Tahu Sejak Dini!

Ciri-ciri Kekerasan Finansial Dalam Rumah Tangga Yang Harus Kamu Tahu Sejak Dini!

Kekerasan tidak hanya berupa fisik, namun juga bisa dalam bentuk keuangan atau finansial. Mungkin sebagian orang hanya mengenal kekerasan fisik dan kekerasan seksual saja tanpa mengetahui apa itu kekerasan keuangan atau finansial. Kekerasan keuangan atau finansial sendiri merupakan pola perilaku kasar yang digunakan untuk mengendalikan dan mengintimidasi pasangan dalam hal keuangan.

Seringkali kekerasan ini berhubungan langsung dengan cara pelaku mencegah korban memperoleh, menggunakan dan juga menyimpan sumber keuangan. Biasanya pelaku kekerasan ini tidak hanya berasal dari salah satu pasangan saja yang memang bekerja untuk mencari nafkah dalam keluarga. Biasanya hal ini terjadi karena ada salah satu pihak yang memang ingin memanipulasi keuangan keluarga agar orang tersebut bisa menggunakan uang semaunya. Berikut ini ada beberapa ciri Kekerasan Finansial dalam rumah tangga.

Beberapa Karakteristik Kekerasan Finansial Dalam Rumah Tangga

Kontrol Berlebihan Pada Akses Keuangan

Kekerasan Finansial

Jika salah satu pasangan memutuskan secara sepihak untuk mengatur pengunaan uang tunai maupun kartu kredit untuk kebutuhan sehari-hari sama saja dengan mengatur keuangan dalam keluarga. Kontrol berlebihan ini juga bisa ditandai dengan salah satu orang harus meminta izin terlebih dahulu ketika ingin menggunakan uang yang dihasilkan sendiri atau pihak lain meminta tanda terima sebagai bukti.

Jika di dalam rumah tangga entah itu suami atau istri ada yang mendominasi kontrol pengeluaran keuangan, mencegah pembelian barang kebutuhan pribadi, dan selalu meminta tanda bukti atas uang yang sudah dibelanjakan merupakan tanda kekerasan keuangan dalam rumah tangga. Memang tidak salah, namun sangat disaranakn untuk dapat memiliki akses secara bersama-sama.

Menghabiskan Uang Tanpa Diketahui Pasangan

Kekerasan Finansial

Pelaku Kekerasan Finansial biasanya akan menghabiskan uang atau menyalahgunakan uang tanpa sepengetahuan pasangannya, terlebih lagi jika uang tersebut ternyata milik bersama atau dihasilkan secara bersama-sama. Biasanya orang ini akan berusaha menghindari tanggung jawab keuangan pada diri sendiri.

Tentu saja akan berakibat pada salah satu pihak yang tidak dapat menggunakan uang tersebut untuk membeli kebutuhan keluarga itu sendiri. Dengan adanya sifat kekerasan seperti ini akan berpotensi menimbulkan perdebatan. Untuk bisa menghindari hal ini, maka sebaiknya pasangan saling terbuka dan mendiskusikan apa saja kebutuhan dan keinginan dalam rumah tangga agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Mengerdilkan Kemampuan Mengelola Keuangan

Mengelola Keuangan

Pelaku kekerasan keuangan dalam hal ini akan sering menyebut pasangannya bodoh dalam mengelola keuangan secara efektif atau dalam kata lain hal ini juga bisa menjadi pelecehan dalam bentuk verbal. Tentu saja kekerasan seperti ini akan membuat si korban merasa ragu akan kemampuannya dalam mengelola keuangan dan akan semakin membatasi diri dari pengeluaran yang sebenarnya dibutuhkan ketika sudah berumah tangga.

Sebaiknya saling menghormati satu sama lain dan sangat penting untuk saling belajar dalam hal mengatur keuangan. Apabila suami bersifat boros dan istri bersifat hemat maka akan lebih baik yang mengatur keuangan adalah istri agar terhindar dari keborosan. Namun jika sebaliknya, maka harus saling mengerti dan terbuka siapa yang memang benar-benar bisa mengelola keuangan.

Menyebabkan Terlilit Utang

Terlilit Utang

Banyak pasangan yang sulit mengatur keuangan sehingga terlibat dalam hutang piutang. Namun juga tidak jarang hanya salah satu pihak yang mendaftarkan kartu kredit atau pinjaman dengan nama pasangannya. Tentu saja hal tersebut mendapat penolak dari orang yang bersangkutan. Jika hal ini terjadi maka hal ini sudah termasuk kedalam Kekerasan Finansial yang cukup berat.

Keputusan finansial dalam jangka pendek atau panjang seharusnya melibatkan persetujuan kedua pihak bukan hanya satu pihak saja. Sangat disarankan untuk tidak menandatangi dokumen secara gegabah meskipun hal tersebut dianjurkan oleh pasangan anda. Usahakan untuk selalu berdiskusi terlebih dahulu karena akan sangat baik apabila tidak menambah hutang dalam berumah tangga.

Most Popular