Fase erupsi Gunung Merapi masih terus berlanjut hingga Kamis (7/1/2021) malam hingga Jumat (8/1/2021). Gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY ini telah terpantau hingga terus mengeluarkan lava pijar. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dari adanya pemantauan yang dilakukan sejak pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 24.00 WIB teramati terjadi hingga 10 kali guguran lava pijar.
“Jarak lava pijar sejauh 800 meter atau hampir 1 km menuju ke Kali Krasak,” terangnya Jumat pagi yang dilansir dari Kumparan. Hanik menyebutkan bahwasanya guguran tersebut mengarah pada Kali Krasak atau barat daya Merapi. Akan tetapi Hanik juga mengungkapkan selama enam jam tersebut merupakan puncak Merapi yang terlihat sangat jelas dan asap kawah pun tidak akan teramati secara baik. Sedangkan kegempaan, terjadi juga pada 25 kali gempa guguran, yakni pada 4 kali gempa embusan, 38 kali gempa fase sebanyak, 13 kali gempa vulkanik dangkal dan satu kali gempa tektonik jauh.
Akan tetapi dalam sepanjang hari Kamis (7/1/2021) kemarin BPPTKG melaporkan bahwasanya hal ini telah terjadi pada 4 kali awan panas yang berguguran dan juga 19 kali guguran lava pijar. Dalam sehari ini juga telah dilaporkan terjadi sebanyak 117 gempa guguran, 99 kalo gempa hembusan, 251 gempa pada fase banyak, yakni 44 kali gempa vulkanik dangkal dan tiga kali gempa tektonik jauh. “Untuk status memang belum berubah, masih siaga atau level Ill,” ucap Hanik yang kami lansir dari Kumparan.
Selain itu secara visual teramati asap bawah yang berwarna putih, pada ketinggian asap yang akan diperkirakan sekitar 100 meter di atas kawah tersebut. “Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 m di atas puncak kawah,” jelasnya yang kami kutip dari Kumparan. Sementara aktivitas seismik, tercatat gempa guguran terjadi hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status erupsi Gunung Merapi pada tingkat Siaga (level III).
Dengan Status ini, maka potensi radius bahaya yakni pada radius 5 Kilometer dari puncak merapi. Sebelumnya, BPPTKG menyebutkan bahwasanya Gunung Merapi kini telah memasuki fase erupsi di tahun 2021. Dalam Fase tersebut juga telah ditandai dengan munculnya lava pijar yang ada pada kubah lava 1997 pada hari Senin (4/1) malam lalu. Yang mana sebelumnya, Merapi sendiri juga sudah mengalami fase erupsi pada tahun 2018-2019.
Hanik memberikan sebuah penjelasan bahwasanya, guguran awan panas tersebut juga akan mengarah ke Kali Krasak atau barat daya. “Arahnya ke kali krasak dengan tinggi kolom 200 meter,” ucap dia dilansir dari Kumparan. Walaupun seperti itu, maka Hanik pun juga sempat menjelaskan bahwasanya jarak keguguran ke bawah tidak bisa teramati dengan jelas karena tertutup oleh kabut. “Kalau melihat jaraknya karena ini tidak teramati karena itu kan tertutup kabut dari atas kelihatan pucuknya saja. Kalau melihat durasinya ini jaraknya pendek. Ya kurang dari 1 kilometer (guguran ke bawah),” katanya yang kami lansir dari Kumparan.
Sampai pada saat ini BPPTKG masih bisa menetapkan status Merapi pada tingkat Siaga (Level III). Dengan adanya status ini, potensi untuk melakukan radius bahaya yaitu mencapai hingga pada radius 5 kilometer dari puncak Merapi. Hanik Humaida menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ada laporan hujan abu setelah terjadi pada awan panas yang berguguran di sekitaran Gunung Merapi pagi kemarin (7/1). “Belum ada (hujan abu) karena masih kecil sampai sekarang belum mendapat laporan (hujan abu),” kata Hanik melansir dari Kumparan, Kamis (7/1).
“Belum ada (hujan abu) karena masih kecil sampai sekarang belum mendapat laporan (hujan abu),” kata Hanik yang dilansir dari kumparan, Kamis (7/1). Hanik memberikan penuturan yang mana hingga saat status erupsi Gunung Merapi masih sama yaitu Siaga (Level III). Kemudian potensi radius bahaya yakni mencapai hingga sebanyak radius 5 kilometer dari puncak Merapi. Sebelumnya, awan panas guguran di sekitaran Merapi pada saat pagi tadi tercatat di amplitudo maksimal 28 mm serta durasi 154 detik. Sementara tinggi kolom erupsi yakni mencapai hingga 200 meter.
“Masih sama (Siaga). Sekali lagi saya ingatkan semua status aktivitas gunung api itu dasarnya penilaian terhadap ancaman penduduk. Kalau ini kan kita sudah memberikan rekomendasi kemarin asesmen bahayanya potensi yang saat ini 5 kilometer. Ya sudah itu masih aman, artinya bahwa sampai saat ini potensi bahaya belum sampai lebih dari 5 Kilometer,” katanya yang dilansir dari Kumparan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka seluruh warga tetap dihimbau untuk selalu waspada.