Habib Bahar Cekcok Panas dengan TNI Sampai Trending di Twitter

Inajournal.com – Habib Bahar cekcok dengan TNI dan kini kembali trending di media sosial Twitter. Warganet  juga ramai sekali membahas soal kriminalisasi ulama yang dilakukan belakangan ini. Rupanya habib bahar memang cepat di proses untuk mendatanginya dengan rumah. Warganet lainnya juga menyoalkan soal TNI dan Habib Bahar yang sempat viral videonya bekangan lalu. “Kok menghina? Justru Habib Bahar meluruskan pemahaman Dudung yang salah. Dikasih tau kok bilang dihina, makanya kalau nggak paham agama jangan sok bahas agama, cukup urus tu OPM,” gurau @boymaumuhammad seperti yang dilansir oleh sumber berita pikiranrakyat.com. 

Sebelumnya memang Habib Bahar ini dengan sebuah Danrem Surya Kencana Brigjen TNI Achmad Fauzi yang terus cekcok dengan panas. Bahkan Habib Bahar sekalipun memberikan pernyataan dirinya akan tetap datang ke Polda Jabar. Habib Bahar juga telah menegaskan kalau dirinya dengan lurus dan benar kalau yang salah merupakan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Cekcok juga semakin memanas hingga bisa merembet ke KKB Papua bahkan menyolatkan terkait bhineka tunggal ika.

Polda jawa barat telah memanggil, Habib Bahar bin Smith. Panggilan tersebut untuk mengaitkan kasus dugaan ujaran kebencian yang dilakukan oleh habib bahar. Atas pemanggilan tersebut merupakan kuasa hukum untuk Habib Bahar, Aziz Yanuar menyatakan kliennya untuk bakal memenuhi panggilan itu. Ini dia kronologi kasus yang perlu diketahui sehingga Habib Bahar juga siap untuk memenuhi panggilan ketika dikonfirmasikan.

Kronologi Kasus Habib Bahar Cekcok Dengan Anggota TNI yang Kian Memanas

Didalam kasus Habib bahar cekcok itu merupakan sebagai ujaran kebencian ini, ternyata Polda Jabar telah menerbangakan surat perintah yang dimulainta penyidik (SPDP) dan hal ini menaikkan status akan kasus ujaran kebencian sebagai penyidiknya. Hal tersebut berdasarkan sebuah penyidikan laporan polisi nomor B 6354/12/2021 SPKT PMJ 2021 yang terkait sebagai penyebaran kabar untuk ditujukan dalam penumbuhan kebencian dan sebuah permusuhan sebagaimana diatur oleh pasal 28 ayat 2 jo 45a UU ITE dan Pasal 14, 15 UU RI nomor 1 1946 soal peraturan hukum pidana.

Menurut polisi kasusnya bermula dengan ceramah habib Bahar di Margaasih, Kabupaten Bandung Jawa Barat pada 11 Desember 2021. Kabag penum Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam menyatakan sebuah ceramah habib bahar di Margaasih itu untuk mereka dan dibagikan ke sejumlah pada bagian ke sejumlah akun media sosial.

“Perkembangannya adalah ini berawal dari ceramah yang disampaikan oleh BS pada tanggal 11 Desember 2021 di Margaasih, Kabupaten Bandung.” seperti yang dilansir oleh sumber berita tribunnews.com. Bahkan setelah ceramah itu di upload sebagai salah satu untuk akun Youtube di kemudian untuk disebarkan di media sosial. Ramadhan menjelaskan akun Youtube yang bisa bagikan video ceramah Bahar Bin Smith dalam berinisial TR.

Meski demikian kalau ternyata Ramadhan enggan untuk ungkapkan detail ujaran kebencian yang dilakukan sebagai Habib Bahar dalam ceramah yanh dimaksud. Memang ternyata ujar kebencian itu belum dilakukan pemeriksaan dan kita bakal melakukan pemeriksaan dulu. Sampai saat ini ternyata penyidikan telah memeriksa 34 orang saksi. Saksi yang diperiksa dan berasal sebagai ahli saksi pelapor untuk mengetahui itu.

Tidak hanya itu saja tetapi rupanya hal ini melakukan penggeledahan rumah pelaku penyebar video bahar. Direktur dalam mengatakan penyitaan sejumlah barang bukti seperti ponsel dan laptop. Arif tidak menyebutkan secara rinci kalau lokasi penggeledahannya ini telah dilakukan. Kini Habib Bahar bin Smith ini sedang diperiksa Polda Jabar. Habib Bahar bakal diperiksa di Polda Jabar menaikan status penyelidikan ke penyidikan atas kasus ujaran kebencian yang dilakukan Bahar Smith. Sementara itu Habib Bahar mengaku untuk siap datang dalam melakukan pemeriksaan, Ichwan Tuankotta kuasa hukum Bahar smith bahkan dinyatakan kalau kliennya bakal datang. Video perdebatan panas Habib Bahar dengan Danrem 061 Surya Kencana Brigjen Fauzi yang viral di media sosial. Mungkin menurut achmad hal ini adalah hal normal dengan mengatakan untuk bertanggung jawab menjaga kestabilan dan harmoni di wilayahnya.