Hari Senin 20/10/2020. Ada 3 Sekolah tatap muka di Banyumas dengan uji coba PTM atau Pembelajaran Tatap Muka. Karena Banyumas sudah berada di bawah angka 1 dengan reproduksi efektif Corona. Tiga sekolah yang melakukan PTM yaitu SMA Negeri 3 Purwokerto, SMP Negeri 6 Purwokerto dan SD Negeri penambangan Cilongok.”Kemarin dinas pendidikan cek persiapan, hari ini mulai tatap muka. Sesuai jadwal hari Selasa itu kelas 8 , ada 7 kelas dibagi menjadi 14 kelas. Jadi per kelasnya 50 persen dari jumlah rombel (rombongan belajar),” kata Kepala Sekolah SMP 6 Purwokerto, Sri Indarsih, Selasa (20/10/2020).
Kepala sekolah yang menginginkan dalam sepekan ini untuk melaksanakan sebanyak 2 kali saja. Sisanya tugas akan dikerjakan dirumah. Melaksanakan setiap harinya pembelajaran mulai pukul 07.00 – 11.00 WIB dengan enam mata pelajaran. “Sekarang kelas 8, besok kelas 9, Kamis kelas 7, Jumat kelas 8, Sabtu kelas 9. Durasi pembelajaran dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Nanti ditengah (pembelajaran) ada jeda istirahat 15 menit untuk anak anak makan dan minum membuka bekalnya tapi tetap dalam pengawasan guru,” ujarnya.
Tidak seperti biasa saat pembelajaran PTM di Banyumas, karena wajib untuk mencuci tangan terlebih dahulu dan melakukan pengecekkan suhu tubuh oleh para guru di Sekolah. Demi keamanan dan kesehatan bersama untuk mengantisipasi adanya penyebaran CoronaVirus.
Penerapan Sekolah Tatap Muka di Banyumas Selalu Mengevaluasi Sistem PTM
Dari ketiga sekolah yang diuji coba untuk menerapkan sistem PTM ini akan memberikan penerapan dan aturan terpenting. Beberapa aturan izin keluar dan sistem pengecekkan tubuh hingga menerapkan kebiasaan baru demi kesehatan dan keamanan bersama. Semua yang dilakukan untuk menghindari adanya penyebaran virus. “Mereka tidak boleh keluar, nanti keluarnya ketika pulang, atau ada kepentingan ke toilet, ke perpustakaan sudah ada semacam tanda kalung yang diberikan izin keluar,” ujarnya.
Sistem PTM atau pembelajaran sekolah Tatap Muka di Banyumas saat masa pandemi seperti ini membuat guru-guru semakin terbebani karena adanya sistem PTM dan sistem daring juga. Banyaknya orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk menerapkan sistem PTM seperti dulu dengan menerapkan kebiasan yang baru. Tetapi masih saja ada orang tua yang khawatirkan anaknya untuk mengikuti sistem pembelajaran tatap muka seperti itu.
“Kurang lebih 10 persen dari total murid kami 697. Sekitar 60-an yang tidak setuju, tapi setelah kemarin ada sosialisasi lagi dari kami, dari yang tadinya orang tua tidak setuju, menjadi setuju, ada beberapa. Ada juga yang datang ke sini minta penjelasan langsung. Karena ada kekhawatiran mungkin,” jelasnya. Siswa yang banyak memasuki kelas memiliki suhu tubuh diatas 37 derajat akan dipisahkan dari siswa lainnya di dalam kelas. Dan siswa yang dipisahkan karena tubuhnya memiliki suhu tubuh diatas 37 derajat akan dilakukan pengecekan kembali sampai suhu tubuhnya membaik dan bisa mengikuti jam pelajaran kembali.
Melakukan pengecekkan dan melakukan evaluasi terus menerus untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang akan diterapkan di 3 sekolah sudah tatap muka. “Nanti juga akan kita evaluasi setelah selesai pembelajaran. Setiap hari akan kita evaluasi terus apa yang kurang, untuk ke depan kita perbaiki terus,” jelasnya. Zona Banyumas yang sudah ringan akan resiko penyebaran dengan tidak tingginya peningkatan, sudah bisa merubah kebiasaan dengan kebiasaan baru dengan aktivitas seperti biasa lagi. Semoga selain Banyumas ada banyak kota lainnya yang sudah bisa seperti sekolah di Banyumas