Inajournal.com – Sejak bulan Mei 2022 lalu, ternyata Kemenkes RI telah melaporkan adanya jumlah kasus dengan dugaan Hepatitis akut pada anak yang misterius. Direktur utama RSPI Sulianti Saroso dr. Muhammad Syahril mengungkapkan 14 pasiennya mengeluhkan gejelan yang masih berkaitan dengan penyakit misterius itu. Gejalanya ini memang terbanyak dikeluhkan dengan demam dan hilangnya nafsu makan.
Gejala yang dikeluhkan yakni ada, demam, hilang nafsu makan, muntah, mual, kuning, perubahan warna urine, nyeri di perut, diare akut, sesak nafas, gatal sampai perubahan warna feses. Rasanya baru saja kita bernafas lega soal lonjakan kasus Covid sudah menurun, namun saat ini isu kesehatan kembali muncul dengan kemisteriusannya. Dokter pun menduga penyebabnya yakni sering disebut penyakit kuning,
Sebetulnya kasus hepatitis akut bukanlah kasus langka pada anak. Namun memang ada lima hal yang buat kasus hepatitis ini perlu tetap diwaspadai dengan mengetahui hal kemisteriusannya berikut ini.
Hal-Hal Misterius dari Kasus Hepatitis Akut Pada Anak yang Sedang Marak untuk Kamu Ketahui
   1. Belum Diketahui Betul soal Penyebabnya
Rupanya hepatitis akut pada anak yang misterius ini di duga terbongkar kasusnya pada bulan mei. Sedangkan di bulan Mei awal di 2022 itu sudah diketahui kalau ada lima jenis virus sebagai penyebab terjadinya hepatitis.
Telah diidentifikasi selama ini namun memang kasus kematian anak belakangan ini justru yang ditemukan bukanlah virus hepatitis melainkan adenovirus tipe 41. Kalau menurut pengendalian pencegahan penyakit CDC, lebih sering dikenal sebagai virus penyebab flu yang ringan.
Masih perlu dipastikan apakah virusnya merupakan sebab utamanya atau hanya sebagai penyerta dari sebuah infeksi virus yang lain. Hepatitis ini memang aneh dari biasanya, sehingga kemisteriusannya pun dikarenakan belum bisa dipastikan penyebab penyakit ini bisa menyerang banyak anak-anak.
   2. Ada Kemungkinan Virusnya Lebih Ganas
Sebelum ini memang tidak ada laporan kalau ternyata adenovirus bisa sebabkan peradangan hati. Hal ini memang perlu kita waspadai. Ketika sebuah virus bisa menimbulkan gejala atau penyakit baru yang mungkin saja virusnya ini bisa bertambah kuat dan virusnya semakin ganas.
Jurnal bertajuk The Recent of Acute Severe Hepatitis in Children of Unknown Origin menyatakan kalau adenvirus hanya pernah sebabkan hepatitis bayi yang baru lahir, dimana imunitas nyata masih rendah dan baru kali ini adenovirus bisa sebabkan hepatitis pada anak yang sebelumnya memiliki imun yang sehat.
   3. Angka Kematian Relatif Tinggi
Berpacu pada buku ajaran anak buatan ikatan Dokter anak di Indonesia, hepatitis akut dulunya hanya dianggap sebagai penyakit yang mudah sekali disembuhkan. Kenapa? Karena data dari penderita berjalan hepatitis sebesar 80% akan sembuh sendiri dalam waktu 8 minggu.
Namun memang sejak awal kasus hepatitis ini terjadi, 1 dari 3 anak dirawat dirumah sakit karena hepatitis mengalami kematian. Angka ini relatif tinggi dan mengacu pada teori buku ajar IDAI. Kasus kematian anak sekitar 0,35 persen dan setara 1 kematian dari 286 kasus pada anak.
Tetapi ternyata angka kematian malah meningkat dan bisa kita ulas kembali karena adanya kemungkinan soal virusnya yang kini semakin ganas. Bagaimana kalau menurutmu soal kematian dikarenakan hepatitis?
   4. Cukup Sering Menjadi Gagal Hati
Didalam liputan bulan Mei 2022 lalu pada media CNBC, ternyata 14 persen kasusnya memerlukan melakukan transplantasi hati. Kalau sebelumnya dilaporkan 17 kasus hepatitis anak berujung gagal hati dan membutuhkan transplantasi hati.
Bukanlah hal yang wajar ternyata, karena selama ini jarang sekali virusnya menyebabkan penderita perlu melakukan transplantasi akibat gagal hati. Karena biasanya gagal hati ini terjadi pada orang yang sudah lanjut usia dan sudah dialami berbulan-bulan karena sifatnya sudah serius.
Baik pengobatan virus nya selama ini masih bersifat suportif seperti memberikan obat anti mual dan penurun demam. Sejauh ini belum ada memang obat yang spesifik untuk bunuh virusnya dan kasusnya mengingatkan hal ini bukan hal yang ringan mungkin diperlukan adanya studi lanjutan mengenai obat-obatan hepatitis yang lebih ampuh.
Sudah 3 tahun lamanya kita merasakan dampak pandemi Covid, sehingga kita seharusnya bisa lebih sigap untuk hadapi ancaman virus tersebut. Itulah sederet kabar mengenai hepatitis akut pada anak yang sempat meresahkan masyarakat Indonesia.