inajournal.com – Pada hari Kamis 4 Februari 2021, M Irwanto (25) mendatangi tempat pelayanan pijat plus-plus dengan tarif 300 ribu rupiah. Ambarawati alias Santi (44) merupakan seorang wanita yang berprofesi terapis dan saat itu dirinya yang melayani M. Irwanto. Perbuatan keji yang dilakukan oleh tersangka sebagai pembunuhan terapis di Mojokerto. Dirinya sempat melarikan diri selama 14 hari lamanya setelah membunuh korban. Bahkan motor yang dimiliki oleh tersangka langsung digadaikan untuk membiayai dua pekan selama pelariannya.Â
Digadang-gadangkan dengan alasan tersangka melarikan diri karena sering dihantui korban. Awal merencanakan pembunuhan tersebut dikarenakan dirinya tidak memiliki uang untuk membayar jasa terapis yang sudah melayani nafsu birahi serta jasa pijatnya. Aksi tersangka diketahui oleh rekan kerja korban, Tatik (47) yang saat itu berada didalam rumah Pijat Berkah. Pelaku juga melukai Tatik menggunakan golok yang dia pakai untuk membunuh Santi.Â
Tatik mengalami luka robek di bagian telinga dan pipi kirinya. Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Rahmawati Laila mengatakan bahwa tersangka telah kabur ke rumah temannya di Desa Kangiri, kecamatan Kesamben, Jombang setelah melakukan aksi pembunuhannya. “Tersangka menggadaikan motornya ke temannya Rp 1 juta. Uang itu dipakai kabur ke Palembang (Sumsel) karena tersangka punya saudara dari pihak ibunya di sana,” kata Laila kepada wartawan di Mapolres Mojokerto Kota, Jalan Bhayangkara, Jumat (19/2/2021) seperti yang dilansir dari sumber berita detikcom.Â
Dari kota santri Jombang, pihak kepolisian menjelaskan Irwanto naik bus menuju Sumsel namun setelah dirinya sampai ke Jakarta, dirinya mengurungkan niatnya untuk pergi ke Sumsel lantaran uang yang dipegangnya saat itu tidak mencukupi. Pelariannya dengan alasan diburon oleh polisi karena diirnya bermasalh dengan narkoba. “Tersangka juga mengaku ditampaki korban yang menangis merintih kesakitan di atas pohon. Akhirnya tersangka bingung dan pulang ke Jombang, ke rumah kakak perempuannya,” terangnya.Â
Laila sebagai kakak perempuannya tersangka merupakan tujuan pelarian Mirwanto saat itu. Selama di Magetan, menurut kakaknya sendiri Irwanto bersembunyi dirumah teman ibunya di Dusun Mangu, Desa/Kecamatan Takeran. Namun, keberadaanya tidak lama diketahui polisi. M. Irwanto tepat dua pekan usai membunuh santi, sekitar pukul 17.00 WIB. Kedua betisnya mendapati hadiah timah panas dari polisi gegara berusaha kabur saat diringkus.
Kronologis Sadisnya Pembunuhan Terapis Di Mojokerto Hingga Berhasil Diringkus Kepolisian
M. Irwanto mempunyai istri yang sedang mengandung anak pertamanya dengan usia sudah 8 bulan. Namun, warga dusun desa Wuluh, Kecamatan Kesamben, Jombang ini sudah hitungan dua bulan pisah ranjang dengan istrinya karena dalam proses perceraian. Kondisi ini membuat M.irwanto tidak mampu menahan nafsu birahinya seperti yang dijelaskan pihak kepolisian. “Tersangka mengaku gengsi mau minta jatah ke istrinya karena proses cerai. Sudah dua bulan pisah ranjang,” kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Rahmawati Laila kepada wartawan di kantornya, Jalan Bhayangkara, Jumat (19/2/2021).Â
Pada hari yang sama usai dirinya nonton koleksi video porno di ponsel miliknya, pukul 10.30 WIB. Irwanto berangkat ke rumah pijat Berkah seorang diri yang mengendarai sepeda motor miliknya. Dia memakai kemeja lengan pendek warna biru dan bawahan celana jeans hitam. Berjaket biru tua serta sepatu putih-hitam. Laila menjelaskan bahwa tersangka juga membawa sebilah golok karena sudah berniat mendapatkan layanan pijat plus-plus gratisan.
“Memang sejak awal niat tersangka ini melakukan pembunuhan korban karena tidak mempunyai uang untuk membayar pijat plus-plus,” terang Laila yang dilansir dari detikcom. Korban pembunuhan terapis di Mojokerto merupakan Janda anak satu warag Loceret, Kabupaten Nganjuk memijat tersangka dengan waktu 30 menit. Melakukan berhubungan dengan tersangka sekitar 20 menit dengan tarifnya yang sudah di total menjadi 300 ribu rupiah. Pembunuhannya dilakukan setelah tersangka sudah merasakan puas usai dilayani korban.
Setelah itu melakukan sesi kedua saat Santi membelakangi Irwan, aksi kejinya itu pun dilakukan dengan mengambil senjata tajam yang membunuh korban hingga tewas. Tatik sebagai saksi pembunuhan tersebut, segera mengambil golok yang dipegang oleh pelaku. Sehingga irwanto kabur tanpa sempat memaki bajunya. “Tersangka keluar rumah pijat telanjang bulat, tanpa pakaian satu pun. Sampai di Desa Mlirip sekitar 500 meter dari TKP, dia pakai celana korban. Kemudian jalan sekitar 500 meter dia berhenti lagi untuk memakai jaket,” cetus Laila.