Kasus kekerasan seksual ini pun menjadi sebuah kasus yang pernah dialami Dylan hanyalah satu dari sekian bentuk kasus kekerasan pada seksual dalam ranah keluarga yang terjadi dalam setiap tahunnya di seluruh dunia bahkan termasuk juga di Indonesia. Menurut sebuah Laporan Komnas Perempuan (PDF) yang dirilis pada tanggal 6 Maret 2020 yang lalu telah menyebutkan bahwa kasus kekerasan inses menempati peringkat tiga teratas dalam kategori kasus kekerasan yang ada di ranah rumah tangga atau relasi personal. Ia disusul dalam sebuah kasus perkosaan di posisi kedua dan persetubuhan di posisi ketiga.
Sepanjang tahun 2019 yang lalu, sebuah kekerasan inses yang sudah dilaporkan bahkan bisa mencapai hingga 822 kasus. Angka tersebut memang juga sudah berhasil untuk mengalami penurunan yang jauh lebih signifikan jika dibanding pada tahun 2018 yang mencatatkan sekitar 1.017 kasus. Akan tetapi, pada sebuah penurunan kasus kekerasan inses ini tidak dapat hanya untuk sekedar dilihat dari naik turunnya statistik karena ia merupakan sebuah bentuk dari kekerasan seksual yang sulit dilaporkan oleh korban.
Komnas Perempuan pun juga menjelaskan bahwa dalam kasus kekerasan inses menyangkut relasi keluarga. Korban biasanya yakni seorang anak perempuan dan pelaku inses tertinggi merupakan seorang ayah dan paman. Dalam kondisi seperti itu, maka ibu korban biasanya mengalami dilema untuk segera melaporkan kasusnya karena pelaku adalah suaminya sendiri. padahal pada hakikatnya seorang korban bisa punya hak untuk melaporkan perbuatan suaminya dan tidak perlu untuk merasa khawatir akan stigma orang lain terhadap dirinya bahkan juga dengan keluarga mereka.
Pada tahun 2019 yang lalu, seorang ayah kandung yakni merupakan seorang pelaku kekerasan seksual yang terbanyak, bisa mencapai hingga 618 kasus. Jumlah ini pun nantinya akan meningkat lebih banyak yakni bisa hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai hingga 365 kasus. Posisi pada kedua pelaku dalam kekerasan seksual ini pun telah ditempati oleh ayah tiri atau ayah angkat yang tercatat mencapai hingga 469 kasus dan kasusnya juga akan meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatat 163 kasus.
Dari testimoni salah satu penyintas pada kejadian kekerasan seksual inses yang didapat oleh Komnas Perempuan di Indonesia, kita dapat sedikit mengerti bagaimanakah gambaran kasus yang biasa terjadi pada korbannya dari tahun ke tahun yang lalu. Penyintas itu pun juga mengatakan kepada publik bahwa pelaku dalam kasus ini pun kerap memaksa masuk kamarnya dan melakukan percobaan dalam perkosaan. Hal ini yang membuat korban enggan atau bahkan juga kesulitan untuk melarikan diri mereka saat mereka terancam dalam bahaya.
Untuk sebagian besar orang Indonesia, nama serta persona Dylan Sada sebagai salah satu selebritas nisbi jarang dibicarakan di media. Ia pun sempat tenar di kalangan terbatas, yakni para orang muda pecinta fashion, khususnya yang tertarik dengan menggunakan gaya kelam serta edgy. Majalah-majalah model yang menjadikannya sebagai model pun terbatas majalah yang menerima gaya eksentrik, seperti Clara, L’Officiel, Elle, dan Nylon. Namun siapa sangka bahwasanya Dylan sendiri pernah terjebak dalam kasus kekerasan seksual.
Hal yang juga membuat ketenaran Dylan terbatas di kalangan tertentu merupakan dari domisili. Pada tahun 2016 yang lalu, Dylan Sada pun pernah mengatakan kepada majalah L’Officiel bahwa sang ibu yang sempat membawanya pindah ke Amerika Serikat pada saat dirinya masih usia anak-anak. Akan tetapi, dia dan keluarga tidak selamanya menetap di sana. Dylan sempat berkuliah di Jakarta dan juga di Malaysia dan ia pun tinggal berpindah-pindah antara Jakarta dan Amerika saat itu.
Model bernama asli Aldila Wulandari Kusumashanty tersebut sudah mulai dikenal oleh seluruh kalangan publik Indonesia sekitar lima tahun yang lalu, pada saat dia sesekali jadi model majalah dan juga ia pun sempat mengampanyekan beberapa gerakan fesyen. Pada tahun 2018 yang lalu, Dylan semakin sering diperbincangkan setelah berbagi tentang kasus kekerasan seksual yang dulu sempat dialaminya dari pasangannya sendiri. Hal ini sontak membuat kaget seluruh media yang tidak tahu akan kejadian tersebut hingga akhirnya bisa merenggut nyawa Dylan Sada.
Beberapa minggu kemudian sesudah kasus tersebut ramai diperbincangkan, nama Dylan kembali lindap dikalangan masyarakat umum. Bahkan juga publik hanya dapat mengetahui bagaimana saat ini kabarnya dari unggahannya di akun Instagram milik pribadinya. Namanya lagi-lagi jadi sebuah perbincangan yang cukup hangat pada tanggal 9 November lalu melalui cara yang sungguh sangat tragis: Dylan ditemukan tewas di dalam kediamannya di New York, Amerika Serikat.
CNN Indonesia yang mengutip pernyataan dari adik Dylan, Aldita Namira, mengabarkan bahwa penyebab kasus tersebut dapat terjadi masih diselidiki secara pasti bagaimana kematian Dylan Sada tersebut masih terus dicari tahu. Untuk sejauh ini, yang dapat secara langsung bisa kita dipastikan yakni adalah Dylan sendiri ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kamar mandi. Aldita pun sempat menduga Dylan mungkin tengah merasakan sakit pada saat itu.