inajournal.com – Vaksinasi jauh dari target yang sudah ditentukan, karena hal ini Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Putih Sari memprediksi target Indonesia mencapai herd immunity alias kekebalan komunal sebesar 70 persen mundur dari jadwal yang sudah ditetapkan. Sampai saat ini Indonesia baru mampu memberikan 100 ribu dosis vaksin Covid-19 per harinya, jumlah bisa terbilang cukup jauh dari target yang dipasang pemerintah yaitu 1 juta dosis perharinya.
“Ya kalau dari keterangan bahwa target pemerintah untuk program vaksinasi adalah 1 juta dosisi per harinya, apa yang dilakukan hari ini masih sangat jauh baru 80 ribu dosis perharinya, sehingga ini akan memundurkan waktu pencapaian herd immunity. Hari ini 100 ribu dosisi per hari”. Ia mengaku kalau herd immunity akan sulit tercapai karena ketersediaan vaksin di dunia terbatas termasuk Indonesia.
Maka dari itu Putih mendesak agar pemerintah segera menggenjot persediaan vaksin Covid-19 agar program vaksinasi berjalan dengan lancar demi menekan penyebaran virus. Menurutnya jumlah dosisi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat harus linear dengan persediaan vaksin yang ada, sebelumnya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memproyeksi Indonesia dapat mencapai herd immunitynya pada bulan Maret 2022.
Hitungan ini muncul karena Indonesia sendiri sudah menggelar vaksinasi virus corona sejak bulan Januari 2021 lalu, “Herd immunity di Indonesia diperkirakan akan dicapai pada Maret 2022 atau 15 bulan setelah vaksin yang sudah dimulai tahap pertama pada tanggal 14 Januari 2021” ucap Suharso, ia juga menjelaskan proyeksi itu berasal dari jumlah peserta vaksin yang mencapai 181,5 juta orang.
Rinciannya terdiri dari tenaga kesehatan 1,4 juta, petugas publik 17,4 juta, lanjut usia atau lansia 21,5 juta sedangkan masyarakat rentan 63,9 juta dan masyarakat lainnya 77,4 juta orang. Ia menyampaikan kalau Indonesia dapat menyelesaikan vaksinasi pada 70 juta orang atau 49 persen dari 181,5 juta pada bulan Juli 2021, maka hal ini dapat memberikan sumbangan pemulihan pada ekonomi nasional.
Dari kabar vaksinasi jauh dari target ini, diprediksikan ekonomi Indonesia dapat mencapai 4,8 persen jika scenario yang sudah ditetapkan dapat tercapai tahun ini, namun kalau baru tercapai September 2021. Maka laju perekonomian kemungkingkinan hanya 4,2 persen saja tahun ini, program vaksin covid-19 sudah berjalan selama dua bulan lebih, Indonesian setidaknya sudah memiliki 39,1 juta vaksin, rinciannya 3 juta vaksin jadi dari Sinovac, 35 juta vaksin mentah Sinovac yang diolah oleh PT Bio Farma, dan 1,1 juga dosis vaksin AstraZeneca.
Dari data Bio Farma per 15 Maret lalu mencatat 12.825.590 dosis Sinovac mentah yang diolah sudah terdistribusi, ditambah lagi 3 juta vaksin jadi, maka kini Indonesia sudah memiliki 15.825.590 dosis vaksin yang siap pakai. Sejauh ini ada sebanyak 6.185.576 dosis vaksin Covid-19 yang sudah disuntikan ke tenaga kesehatan, petugas publik, dan lansia, jumlah ini termasuk suntikan dosisi kedua, dengan seperti itu masih ada sekitar 9 juta dosis vaksin siap pakai yang belum disuntikkan.
Stok vaksin yang masih sangat banyak ini harus segera diberikan untuk lansia dan pekerja lapangan, distribusi ke daerah juga harus dipercepat, sejauh ini vaksinasi jauh dari target yang ditentukan. Sedangkan ancaman kadaluarsa vaksin Covid-19 produksi Sinovac dan AstraZeneca pun sudah di depan mata, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac gelombang pertama akan habis masa kadaluarsa pada tanggal 25 Maret 2021, sedangkan 1,1 juta untuk vaksin AstraZeneca akan kadaluarsa di bulan Mei 2021.
Kemenkes mengklaim kalau Vaksin Sinovac yang mendekati waktu kadaluarsa sudah habis digunakan, sedangkan untuk AstraZeneca belum disuntikan ke masyarakat. Distribusi vaksin AstraZeneca ke sejumlah daerah pun di stop untuk sementara sambil menunggu penelitian lebih lanjut dari BPOM dan ITAGI, BPOM sendiri sudah memberikan surat izin edar. Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo menyatakan kalai pemerintah salah kaprah dalam menjalankan program vaksin ini,menurutnya pemerintah masih kurang gencar menyuntikkan vaksin ke masyarakat, selain itu ia juga meminta pemerintah tidak mengulur vaksin di tengah ancaman kematian warga lansia dan para pemilik komorbid atau penyakit penyerta yang terpapar oleh Virus corona ini.